Obrolan Seputar HIV/AIDS Bersama YKIS dan Ruang KBR

by - Desember 19, 2021

Bulan Desember tentunya dikenang sebagai peringatan hari HIV/AIDS sedunia. Beragam kegiatan dilakukan untuk meningkatkan awarness terhadap virus dan penyakit tersebut. Semakin banyak edukasi yang diberikan agar menambah pemahaman anak-anak muda sehingga bisa melakukan pencegahan-pencegahan. Begitu juga kepada orang dewasa juga tetap diberikan edukasi dan membuka pola pikir atas stigma yang sering terjadi.




Momentum 1 Desember ini tentunya perlu digaungkan untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat tentang HIV/AIDS dan berbagai permasalahannya. Demi upaya mengurangi peningkatan laju HIV/AIDS ini di Indonesia tentunya pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melakukan eliminasi AIDS pada tahun 2030 mendatang. Komitmen tersebut tercermin dalam target triple 95% yakni 95% pertama mengetahui status ODHIV kemudian 95% kedua ODHIV mendapatkan terapi obat ARV dan 95% ketiga semua ODHIV yang sudah mendapatkan obat antiretroviral (ARV) mengalami penurunan jumlah virus HIV..

Apa itu HIV/AIDS?


AIDS di Indonesia ditangani oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dan memiliki Strategi Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada 79 daerah prioritas di mana epidemi AIDS sedang meluas saat ini.

AIDS adalah Kondisi yang disebabkan oleh HIV meskipun HIV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi, tetapi AIDS adalah kondisi yang dapat terjadi akibat infeksi virus tersebut. AIDS sendiri adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome.

Sisi Lain Terkait Sejarah HIV/AIDS

Obrolan seputar sisi lain sejarah epidemi HIV dan AIDS di Indonesia akan dibawakan oleh narasumber yaitu Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi,SpPD-KAI selaku anggota badan pembina Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS) dan Asti Septiana yang merupakan ODHIV dan dipandu oleh Host KBR yaitu RIzal Wijaya.




Sejauh ini bersyukurnya penanggulangan HIV/AIDS berjalan lancar di Indonesia maupun di dunia. Kerjsama berbagai pihak sangat penting sekali,saling bersinergi tentunya melakukan penanggulangan terhadap HIV/AIDS. Menurut Mba Asti perlu adanya pemahaman detail oleh masyarakat sehingga tidak menghubungkan yang terkena HIV/AIDS dengan moral yang dimiliki orang tersebut. 

Kasus HIV/AIDS pertama di Indonesia terjadi sekitar pada tahun 1986 dan sejak itu bermunculan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) baik di masyarakat maupun di perguruan tinggi. Pada tahun 1989 ada Yayasan Pelita Ilmu khusus pada penyuluhan dan  pencegahan serta setelahnya ada banyak lagi yang bermunculan fokus untuk bergerak di bidang HIV/AIDS, Keluarga Berencana, Penyakit-penyakit remaja dan lainnya.

Pada masa itu, obat ARV masih sulit didapatkan dan harganya juga lumayan mahal. Obat-obat generik dibeli dari India lebih murah dari pasarannya dan berhasil beli untuk 30 orang kemudian bawa ke Indonesia sehingga sejak 2002 sudah gunakan ARV di Indonesia. Kemudian WHO baru membuat program pada tahun 2005 untuk berikan obat di seluruh dunia.

Era sesudah dan sebelum ARV yaitu saudara-saudara yang terkena HIV dan berada pada stadum F memiliki usia harapan hidup sekitar paling lama 6 bulan saat sebelum ada obat ARV sehingga yang belum ada ARV seperti Thailand, Indonesia menyediakan shelter atau rumah penampungan karena banyak keluarga tidak tahu cara perawatannya dan tidak ada obat.

Nah, setelah adanya obat ARV maka virus bisa lebih ditekan sehingga bisa ditekan dan tidak berkembang biak. Dan berat badan bisa naik dan kembali ke saat sebelum terinfeksi HIV/AIDS. Begitulah kira-kira terus hingga saat ini, bisa dicegah HIV/AIDS dan tetap survive hingga saat ini.

Mba Asti yang terkena HIV bercerita tentang penularan berasal dari suaminya yang sebelumnya adalah pengguna narkoba. Pada saat itu, ia hanya masih sekedar dengar saja tetapi belum memahami dan mengerti tentang HIV tersebut. Ia berfikir bahwa itu jauh dan hanya ada di dalam film dan tidak dekat dengan lingkungannya namun ternyata ia merasakan langsung berada di film tersebut.












You May Also Like

0 Comments

Hai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.