Mari Dukung Stop Polusi Udara dan Stop Pneumonia
Berbicara tentang kesehatan di masa sekarang ini memang terbilang mahal. Bahkan untuk menghirup udara yang segar tidak senyaman dan sebersih dulu. Asap, debu, polusi sudah seperti konsumsi harian di sekitar kita. Semua orang ingin sehat tetapi belum semua mau turut andil untuk mengentikan polusi udara. Mulai dari asap dari perusahaan pengolahan, asap kendaraan, debu dan polusi yang terus bertambah hingga tidak sedikit yang terjangkit pneumonia.
Mari Dukung Stop Polusi Udara, Stop Pneumonia
Ada banyak komunitas maupun organisasi yang menggalakkan kampanye untuk menjaga kebersihan lingkungan atau stop polusi udara. Hal ini sudah sangat baik namun belum menghasilkan sesuatu yang maksimal dikarenakan belum semua pihak turut andil berpartisipasi bantu mengurangi polusi udara. Terutama kota besar yang penduduknya lebih padat sehingga sering menghasilkan jumlah yang lebih besar.
Kita semua bisa berpartisipasi untuk bantu dukung stop polusi udara dan stop pneumonia ini. Saling tolong menolong dan mendukung demi tercapainya kota yang bersih dan udara aman untuk dihirup oleh siapapun. Anak-anak tidak sedikit juga yang menjadi korban dari polusi udara yang semakin memburuk sehingga bisa terjangkit pneumonia. Bahkan menurut informasi dari webinar yang saya ikuti bahwa ini juga merupakan pembunuh nomor 1 di dunia loh. Ada sekitar 672.000 anak-anak pada 2019 salah satu penyebab kematiannya adalah dikarenakan terpapar polusi udara.
Webinar Stop Polusi Udara, Stop Pneumonia
Beberapa waktu lalu,saya mengikuti event webinar yang menambah wawasan baru lagi terkait polusi udara dan pneumonia ini. Sebelumnya masih sekedar aware dengan yang namanya polusi sehingga rutin gunakan masker ketika keluar rumah apalagi bagi saya yang merupakan pengendara sepeda motor. Asap dan debu jalanan seperti menemani setiap hari serta tentu saja saya sendiri yang harus menjaga kesehatan.
Webinar ini juga sekaligus untuk memperingati Hari Pneumonia Sedunia (HPS) 2021 dengan tema global "Every Breath Counts" (Setiap Napas Berharga) dan Hari Kesehatan Nasional ke-57 dengan tema "Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku". Anak-anak merupakan generasi masa depan maka dari mengentikan polusi udara ini maka akan tetap tumbuh generasi penerus bangsa tanpa terjangkit pneumonia.
Kegiatan yang saya ikuti ini menambah banyak insight baru terutama hal-hal terkait pneumonia. Selama ini hanya sekedar paham bahaya dampaknya dari polusi udara dan masih berusaha melakukan aksi-aksi kecil untuk terciptanya pengurangan polusi di lingkungan sekitar tempat tinggal. Tetapi sekarang lebih banyak tahu lebih setelah mendengar pemaparan dari para narasumber. Acara ini semakin menarik dipandu oleh Indy Rahmawati dan ada penampilan video di awal pembukaan.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, saya juga mau memperkenalkan para narasumber yang sudah bersedia membagikan pengetahuannya ke seluruh peserta sehingga bukan sekedar tahu namun ada action nantinya yang bisa dilakukan. Narasumber pada webinar tersebut diantaranya yaitu Bapak Yusiono A Supalal,S.Si., MAS selaku Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, kemudian Prof DR. Dr. Bambang Supriyatno, Sp.A(K) dari IDAI DKI Jakarta dan dr. Rosvita Nur Aini, M.Kes selaku Kepala Seksi Penyakit Menular, Tular Vektor dan Zoonotik Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
Mengenal Pneumonia
Apa sih yang ada dalam bayangan kawan-kawan melalak cantik saat mendengar pneumonia? Adakah yang baru mendengar pertama kali ketika baca artikel ini? Kamu tidak perlu bersedih jika baru tahu saat ini karena inilah waktunya untuk kita mengenal istilah tersebut dan memahaminya.
2. Menjaga kebersihan diri, misalnya rajin mencuci tangan dan tidak menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang belum dicuci.
3. Tidak merokok.
4. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
5. Menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit batuk atau pilek.
0 Comments
Hai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.