Review Qatar Airways: Kesan Pertama Kali Mimpi Terwujud Bersama Maskapai Kelas Dunia
Artikel review Qatar Airways ini sudah lama ingin dipublikasikan di blog melalak cantik namun masih menyiapkan artikel lainnya. Banyak yang menanyakan tentang pengalaman pertama kali naik Qatar Airways ini. Sebuah kesan menyenangkan yang dialami ketika melangkahkan kaki ke Turki menggunakan maskapai kelas dunia. Inilah kesan pertama kali mimpi terwujud bersama Qatar Airways.
Review Qatar Airways
Sejarah Qatar Airways
Menurut informasi dari Wikipedia bahwa Qatar Airways ini merupakan nama maskapai penerbangan dari negara Qatar yang memiliki kantor utama di Hamad International Airport. Nantinya,saya akan review juga beragam kegiatan menyenangkan ketika transit disana. Btw,ada sekitar 18 jam mengelilingi airport tersebut mulai dari tidur malam sampai pagi.
Qatar Airways ini berdiri pada tanggal 22 November 1993 di Doha, Qatar yang mana sudah melayani 150 tujuan internasional dan merupakan salah satu dari 5 maskapai penerbangan yang mendapatkan status five star airlines dari Skytrax. Pastinya dengan penghargaan yang didapatkan juga memiliki pelayanan terbaik kelas bintang 5, Saya sudah lama memimpikan bisa terbang bersama maskapai ini dan Alhamdulillah bisa nikmatinya gratis ke negara impian pula.
Baca juga Mimpi ke Turki Jadi Nyata,Kok Bisa?
Lolos Program Qatar Airways Bagi Guru Seluruh Dunia
Awalnya enggak menyangka bisa mewujudkan impian sampai ke Turki secepat ini karena masih proses menabung agar bisa keliliing Eropa. Tuhan Yang Maha Esa berkehendak lain dengan membantu wujudkan impian lebih awal. Saya pun mendapatkan informasi mengenai sebuah program dari maskapai Qatar untuk guru-guru di seluruh dunia yang sedang menghadapi cobaan berat mengajar di masa pandemi.
Mungkin terkesan tidak mungkin tapi jika sudah ada pertolongan yang Maha Kuasa maka semuanya bisa menjadi nyata. Saya pun bergegas mendaftar dikarenakan waktunya sangat terbatas. Pada pagi hari,saya pun sudah bersiap di depan layar website Qatar Airways agar tidak terlambat. Pastinya akan sangat ramai yang mendaftar dan khawatir akan mengalami error. Isi semua data yang diperlukan termasuk ID pendidik hingga akhinya berhasil dan menunggu email konfirmasi diterima.
Memasuki bulan Oktober,saya menerima email bahwa mendapatkan kode voucher untuk booking tiket pesawat ke negara yang diimpikan. Namun,ada biaya pajak bandara yang harus dikeluarkan oleh para penerima reward. Negara yang dipilih beranekaragam karena terpenting adalah dilalui oleh Qatar Airways. Selama ini sudah memimpikan Turki dan tidak terlalu sulit untuk urusan visa maka langsung pesan tiket kesana.
Saya tidak mempermasalahkan biaya pajak bandara yang tentu hanya sekian ratus ribu rupiah jika dibandingkan harga tiket pesawat belasan juta rupiah. Sempat galau mau berangkat karena masih pandemi apalagi peraturan terus berubah dalam wakktu singkat saja. Membaca berbagai grup traveler pun kebanyakan isi hujatan bagi yang berpergian.
Memiliki tekad kuat untuk berani mengikuti segala prosedur. Inilah saatnya mewujudkan impian yang sudah lama diimpikan agar segera terealisasi. Mulai coba ngobrol ke orang tua untuk konsultasi dan ternyata memberikan izin. Pada saat itu,sepupu saya pun sedang ada program berangkat ke London dari sekolahnya. Saya pun berfikir lagi setiap hari hingga memutuskan untuk tetap berangkat ke Turki di Februari 2021.
Momen Hampir Gagal Berangkat Efek Pandemi
Oh ya,saya pun memiliki tiket tambahan dengan potongan 50% kemudian memberikannya ke salah seorang teman. Namun,hal ini disayangkan ia tidak berangkat dikarenakan tanpa ada izin orang tua. Ketika tahu bahwa teman gagal berangkat maka segala sesuatu mulai dipikirkan sendiri mulai dari itinerary hingga akomodasi disana.
Dalam waktu seminggu segala persiapan dilakukan,saya mulai menghubungi teman-teman yang merupakan warga lokal Turki dan mendapat informasi tambahan tentang kondisi disana. Segala berkas yang berhubungan dengang profesi guru juga disiapkan,meminta izin kepala sekolah,menerjemahkan surat keterangan mengajar dan siapkan berbagai berkas penting lainnya.
Ternyata pandemi ini tidak membuat saya langsung otomatis berani berangkat dikarenakan ada info lagi tentang biaya karantina di Indonesia yang sangat mahal. Wisma atlet tidak gratis karena peraturan diubah untuk para tenaga kerja dan mahasiswa dari luar negeri saja. Kemudian,saya pun bertemu dengan salah seorang teman tanpa disengaja,ia adalah psikolog. Segala kegalauan untuk keberangkatan ini pun diceritakan begitu saja kepadanya hingga ia memotivasi dan membuat saya lebih memantapkan diri untuk berani melangkahkan kaki pergi.
Momen Hampir Gagal Berangkat Saat di Bandara
Berpergian di masa pandemi ini tentu jauh berbeda dari biasanya. Sekedar punya tiket pesawat,paspor,visa dan beragam administrasi lainnya belum cukup. Terpenting adalah harus punya PCR Test yang hasilnya negatif dan hanya berlaku 3x24 jam. Saya pun sudah sangat menyiapkan hal tersebut hingga memilih tempat PCR Test di Telkom Medika dan membayar biaya sekitar 900 ribuan hampir sejuta.
Berhubung pertama kalinya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri di masa pandemi maka ada rasa was-was dengan berbagai hal yang akan terjadi. Pemikiran jika terpapar positif covid-19 pun pasti ada dan harus sudah menyiapkan solusinya apabila hal tersebut terjadi. Asuransi tidak lupa dipesan karena ini perjalanan jauh ke benua Eropa maka perlu mempersiapkan hal-hal berhubungan dengan kesehatan.
Hasil tes negatif keluar, saya langsung bisa bawa menuju Jakarta dikarenakan penerbangan menuju Istanbul akan dimulai dari Soekarno Hatta International Airport pada hari sabtu sore. Setelah tiba di bandara Soetta,saya pun menunggu hingga jadwal check in. Tapi,ternyata ada hal di luar kendali,inilah tidak saya pahami dengan surat keterangan PCR yang ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan maskapai.
Saya pun menangis di bandara karena sudah dipastikan akan gagal berangkat. Waktu tutup pesawat tinggal 60 menit lagi sementara belum check in, urusan imigrasi lagi dan tentunya berkas PCR ini yang tanggalnya lewat 72 jam sampai tiba di Istanbul. Padahal sudah menyiapkan dengan matang dan tanggal pun diperkirakan ternyata kesalahan masukkan tanggal dari pihak yang mengeluarkan surat.
Selain itu,pihak maskapai mau ada keterangan istilah-istilah dalam covid-19 yang dimasukkan juga ke berkas tersebut. Saya hanyalah guru yang tidak bergerak di bidang medis maka tidak paham tentang istilah ilmiahnya. Seorang pimpinan yang ada di bandara langsung menemui staf yang berurusan dengan ticketing. Ia tidak mengizinkan saya dan beberapa penumpang lainnya yang mengalami hal serupa dikarenakan berkas PCR Test.
Berhubung tidak mau gagal maka melakukan berbagai cara hingga menghubungi pihak Telkom Medika yang di Medan. Sebuah tantangan sebelum bersenang-senang,sedihnya itu adalah hari sabtu yang mana pegawai kantor pulang lebih awal sementara saya menghubungi sudah pukul 6 sore. Menangis adalah jalan ninja saya dan memang sudah sangat sedih jika harus gagal berangkat. Tentunya harus beli tiket baru dan memikirkan tempat bermalam hingga penerbangan esok hari.
Staf pun meminta agar mengirimkan ulang surat terbaru dengan cara mengirimkan email kepadanya. Saya pun semakin deg-degan donk dikarenakan waktu semakin mepet dan penumpang lain sudah mulai berpergian masuk ke ruang tunggu di dalam. Pada akhirnya,bapak pegawai Qatar Airways pun menjumpai staf yang mengurus lagi dan saya diminta untuk check in terlebih dahulu dan menuju ke imigrasi. Nantinya,surat hasil PCR Test akan diantar oleh staf ke dalam ruang tunggu. Ia pun meminta nomor handphone saya untuk memudahkan komunikasi.
Melewati imigrasi aman meskipun sempat was-was juga dikarenakan ini solo traveling pertama ke Eropa loh. Ternyata,petugas hanya bertanya hal umum tentang perjalanan ini dan tentu minta bukti tiket pulang dan pergi. Selesai urusan imigrasi,saya pun langsung lari menuju gate yang sudah tertulis. Oh my God, terminal 3 Soetta ini sungguh luas luar biasa,capek menuju gate yang ditentukan donk.
Ada rasa haus mau beli minum tapi masih menantikan PCR Test yang belum juga diantar sementara ini sudah saatnya memasuki pesawat. Panik gak? Panik gak? Panik lah,masa enggak,hahahaha. Crew pun meminta saya untuk masuk saja ke pesawat karena ini sudah waktu boarding,nanti akan dikabarin di dalam saja.
Ketika masuk ke dalam pesawat tentu seluruh penumpang sudah di dalam. Ini pengalaman pertama kali loh masuk terakhir gini dan melihat semua bangku sudah ada penumpang yang duduk. Ketika sudah meletakkan tas laptop ke atas cabin,saya pun duduk dan ternyata bersebelahan dengan seorang pria berumur yang sudah santai di bangkunya. Saya pun meminta izin mau lewat hingga ada panggilan dari pramugari yang menyebutkan "Madam Ririn,Hello Madam. Where are you?". Ia pun berjalan ke arah saya ketika melihat lambaian tangan hingga akhirnya PCR Test sudah diserahkan ke saya.
Begitulah perjuangan hingga masuk ke dalam pesawat Qatar Airways. Ini memang pertama kali juga melihat dan merasakan langsung maskapai yang besar dengan bangku formasi 3-3-3. Qatar Airways ini tampak luas dan gagah dengan keramahan para crew yang bekerja di dalamnya. Awalnya sudah hampir gagal berangkat karena PCR Test namun akhirnya berkat kebaikan para crew bisa juga pergi menuju Turki.
Pengen ke Turki sendiri? Baca juga yuk Tips Aman Solo Traveling ke Turki
Fasilitas Qatar Airways
Perjalanan menggunakan maskapai kelas dunia memang baru kali ini makanya cukup menggembirakan bisa rasakan momen terbang bersama Qatar Airways. Selama ini,saya hanya pernah melakukan perjalanan bersama Garuda Indonesia,itu pun sudah pelayanan terbaik loh dengan keramahan para crew yang bertugas juga. Ini tentu momen berbeda karena perjalanan total hampir 14 jam yang mana harus transit terlebih dahulu di negara Qatar.
Bangku di Pesawat
Trip yang panjang tentu harus dilalui dengan kenyamanan. Bersyukur bisa naik maskapai ini dengan bangku empuk yang nyaman. Saat itu,saya hanya berdua dengan seorang bapak yang sudah saya tuiskan di paragraf atas. Di tengah perjalanan,ia memutuskan untuk mencari bangku kosong di belakang. Tentu ini menjadi keberuntungan juga untuk saya agar bisa lebih santai tidur meluruskan kaki dengan pinggang tetap terjepit seat belt. Saya cukup membuka batas tangan di tiap bangku hingga bisa lebih leluasa.
Berbagai Produk Gratis
Ketika sudah di dalam pesawat,pramugari maupun pramugara mulai membagikan aneka barang-barang dimulai dari tissu basah yang menyegarkan untuk bisa mengelap wajah,tangan dan lainnya. Setelah itu,berdatangan lainnya juga seperti selimut,bantal,handuk dan healthy kit yang berisi hand sanitizer,masker dan sarung tangan karet. Headset juga donk enggak ketinggalan karena selama perjalanan panjang menuju Doha sekitar 9 jam akan butuh hiburan.
Oh ya,produk-produk diberikan masih dalam kemasan yang rapi loh. Tentu sudah dicuci bantal dan selimutnya hingga diberikan ke penumpang berikutnya. Oleh karena itu,beberapa benda tersebut harus dikembalikan lagi,jangan dibawa pulang loh. Bantal,selimut,majalah yang dibaca dan headset ditinggal saja di bangku pesawat. Healthy kit boleh donk dibawa untuk jaga-jaga di perjalanan berikutnya.
Makanan Qatar Airways
Memang maskapai kelas dunia itu menyajikan menu masakan yang lezat. Saat menjelang malam,pramugari memanggil dan menanyakan mau makan apa malam itu atau sekedar minum sesuatu. Saya pun memilih minuman yang segar berupa jus jeruk tapi tidak makan yang berat karena sudah malam. Banyak varian minuman yang tersedia mulai dari kopi,teh,bir,jus dan lainnya. Makanan pun ada beberapa menu tapi saya memiih cemilan yang ringan saja.
Pada penerbangan berikutnya dari Doha menuju Istanbul,saya memilih sarapan sosis yang dicampur telur dengan bumbu super lezat. Selama ini,saya makan aneka masakan pesawat belum senikmat ini loh. Pernah makan menu dari Garuda Indonesia dan AirAsia tapi tentunya sangat beda dengan masakan chef Qatar Airways ini.
Paket komplit deh makanannya bukan sekedar menu utama tapi juga ada pembuka dan penutup. Dessert yang disajikan pun memanjakan lidah apalagi sudah melakukan perjalanan panjang dan lapar bermalam transit di bandara. Minum pun bisa berkali-kali minta isi ulang ke pramugari. Ssst,tentunya juga ada minuman air mineral ukuran mini yang dikasi ke semua penumpangnya. Pergi dan pulang naik Qatar Airways,saya mendapatkan menu makanan yang lezat semuanya sehingga tetap nyaman melakukan perjalanan belasan jam di atas udara.
Hiburan di Pesawat
Namanya perjalanan panjang tentu butuh hiburan donk,inilah enaknya bisa nonton atau mendengarkan lagu yang disukai dari mini TV yang disediakan di depan bangku apalagi ada headset juga yang sudah disediakan. Berbagai hiburan pun menarik untuk ditonton,ada aneka film dari berbagai dunia. Begitu juga musiknya bahkan bisa mendengarkan murotal juga loh. Ini namanya maskapai dari negara muslim sudah pasti bahasa informasinya pun Arab dan English.
WiFi di Pesawat
Meskipun hanya bisa digunakan dalam waktu singkat sekitar satu jam sih tapi lumayan donk bisa komunikasi dengan kawan dan keluarga. Namanya gratis pastinya akses pun terbatas tapi bisa kok berbayar dan lebih lama digunakan. Enaknya naik pesawat bintang 5 gini ada akses WiFi agar tetap bisa menjalankan beberapa tugas. Pada saat itu masih sempat juga sih ikutan job ngetweet meskipun mepet tapi syukurlah bisa jalankan kerjaan juga.
Kamar Mandi Pesawat
Entah sudah berapa kali berpergian menggunakan transportasi udara yang namanya pesawat tapi belum pernah coba kamar mandinya. Selama ini memang cuma perjalanan singkat dengan waktu tempuh paling lama 2-3 jam. Kali ini harus menghabiskan waktu sekitar 9 jam di pesawat tentu sulit menahan jika ingin buang air kecil. Oleh karena itu, saya pun mencoba kamar mandi di dalam burung udara Qatar Airways ini. Taraaaa,memang bersih banget sih dan tetap nyaman digunakan deh,tersedia juga sabun cair pembersihnya kok.
Aneka Experience
Kawan melalak cantik yang punya budget lebih bisa nikmati beragam pengalaman seru pastinya bersama Qatar Airways. Saya masih merasakan momen dengan kelas ekonomi,suatu saat nanti ada dana berlebih akan dialokasikan untuk mencoba kelas bisnis maupun first class. Tentunya akan lebih mewah dan pengalaman tak terlupakan. Qatar Airways ini memiliki economy class,business class dan first class. Enggak mau menjadi penonton saja lah,pasti mau menjadi bagian penumpang yang punya pengalaman di berbagai kelas.
Selain itu,kawan-kawan bisa juga coba nikmati lounge mewah Qatar Airways saat transit atau sebelum keberangkatan. Ketika bermalam di Hamad International Airport juga bisa loh nginap di Oryx Airport Hotel atau bisa dapatkan fasilitas transit accomodation yang sesuai ketentuan. Masih punya duit lebih bisa juga belanja aneka duty free yang menarik dari Qatar Airways di bandara.
Pelayanan Crew dan Flight Attendant
Well,sejak awal keberangkatan masih di Jakarta sudah punya momen yang tak terlupakan. Segala kebaikan dari crew juga menjadi sebuah kenangan hingga akhirnya bisa pulang kembali ke Indonesia. Petugas Qatar Airways yang di lapangan maupun di dalam pesawat memiliki attitude yang patut diacungi jempol terutama para pramugari dan pramugara sih.
Berhubung pandemi maka semua crew di dalam pesawat menggunakan pakaian yang sudah safety mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Mereka menggunakan face shield dan baju pelindung yang higienis. Btw,saat mau pulang dari Turki pun bertemu crew lapangan Qatar Airways yang ramah,ia hanya menanyakan ID card bukti bahwa saya adalah guru dan memberikan pilihan mau duduk di jendela atau di lorong.
Cara Booking Tiket Qatar Airways
Saya terbiasa memesan tiket pesawat melalui OTA (Online Travel Agent) seperti Traveloka maupun lainnya tapi ini pertama kali juga buat akun di website Qatar Airways. Saya punya pengalaman booking langsung tiket pesawat dari websitenya dan bayar menggunakan kartu kredit. Sstt,saya tetap bayar cash secara langsung ke teman berhubung pilihan pembayaran menggunakan Visa maupun Master Card dan saya belum punya makanya pinjam deh.
Ini memang harus booking sendiri dengan memasukkan kode booking exclusive promo dari complimentary ticket yang dikirimkan melalui email dari Qatar Airways. Waktu pesan pun juga terbatas sekitar hampir beberapa minggu dan tiket berlaku untuk perjalanan hingga September 2021. Berhubung mau melihat salju maka jatuh pilihan di akhir Februari hingga Maret 2021 deh. Kawan melalak cantik yang mau melihat aneka penawaran dari Qatar Airways bisa langsung deh meluncur ke webiste https://www.qatarairways.com/en-id/homepage.html
Apakah kawan-kawan melalak cantik ada yang punya pengalaman bersama Qatar Airways? Yuk berbagi cerita di kolom komentar.
8 Comments
Ntah lah aku bakal bisa pakai maskapai ini THN depan atau ga . Pas piala dunia kan sbnrnya. Aku dan suami udh sepakat mau nonton dari awal tahu kalo piala dunia bakal diadain di Qatar 2022. Tapi pandemi gini, aku belum berani utk pesen apapun. Selagi masih belum jelas, ntr deh..
BalasHapusTapi aku percaya maskapai ini bagus untuk semua2 nya :D. Maskapai timur tengah itu rata2 memang excellent kok, ntah itu Qatar, Etihad atopun Emirates.
Rin, baca prosedur pas check in, itu sbnrnya yg bikin aku msh galau utk traveling skr ini. Sering berubah aturannya. Syukur aja kamu ttp bisa jalan yaaa. Ga kebayang kalo akhirnya ga boleh :(. Apalagi kalo skr ketambahan surat vaksin juga kan. Aku Bener2 PGN tahu kalo seandainya pandemi sudah terkontrol, apa kita ttp hrs nyediain surat vaksin yg berlaku utk pergi kemana aja? Kayak kalo umroh wajib ada kartu kuning suntik meningitis.
Alhamdulillah selamat ya kak..berkah di masa pandemi... Meski harus melalui proses yang bikin deg-degan dan full drama... Semoga kesempatan untuk berkunjung ke nagara-negara lainnya dimudahkan ya...
BalasHapuswaa seru bangeeet, ada tata cara bookingnya juga, lengkap banget infonyaaa, terima kasih banyaaak, ijin share ke temenku juga yang kebetulan berencana naik qatar airways ini hihi
BalasHapusPerjuangannya mbak... Aku bacanya ketar-ketir, berasa paniknya, merasakan nangisnya... Huhuhu pengalaman yang luar biasa ya
BalasHapusMbak.. Huaa aq kebayang banget betapa paniknya kok bisa tes pcr petugas salah masukin tanggal hiks. Untung ada solusinya ya. Anyway aku juga naik Qatar ke Turki bulan februari 2019,sebelum pandemi. Memang beda sih ya saat pandemi aturan jadi lebih banyak hiks. Alhamdulillah Qatar Airways memang the Best buat fasilitas dan pelayanannya
BalasHapusBacanya ikut deg-degan Mbaak. Untungnya staf Qatar Airways fleksibel dan mengerti kondisi calon penumpangnya. Jarang-jarang ada yang baik begini, mereka mau repot demi penumpang supaya tidak ketinggalan pesawat
BalasHapusDaku belum ada pengalaman dengan Qatar Airways kak, tapi membaca pengalaman kak Ririn yang jalan ninjanya adalah nangis bikin nyesek juga. Nggak kebayang diposisi itu. Namun berkah kesabaran Alhamdulillah ya kak selamat sampai tujuan dengan ceria
BalasHapusMasya Allah.. Alhamdulillah ikut deg2an aku bacanya mba. Alhamdulillah bisa terbang naik Qatar Airways ke Turki ya
BalasHapusHai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.