Shalat Gerhana Matahari di Masjid Kapitan Keling Hingga Berkeliling Armenian Street Sendirian (Day 3)
Shalat Gerhana Matahari di Masjid Kapitan Keling Hingga Berkeliling Armenian Street Sendirian (Day 3) - Berhubung seharian ini tidak punya tujuan tempat wisata yang ingin dikunjungi maka sekedar berkeliling kota saja sepertinya sudah menyenangkan. Aku pun memilih untuk pergi ke Masjid Kapitan Keling dan melihat para traveler di Kawasan Armenian Street.
Breakfast di Tido Hostel
Sarapan pagi dibutuhkan agar semangat menjalani hari. Meskipun hanya roti dan teh namun perut yang diisi akan menambah energi. Bangun pagi langsung naik ke lantai 5 dimana ruang dapur dan komunal berada di lantai tersebut. Aku memilih bangun pagi agar semangat tidak diambil alih oleh ayam. Mengawali hari dengan suasana hati yang baik akan membuat kegiatan harian jauh lebih menyenangkan. Tahun yang baru pun harus lebih membahagiakan sehingga muncul tulisan tentang Kisah Perjalanan Menyambut 2020.
Membuat sarapan memang tidak sering kulakukan namun ketika solo traveliing begini semua kegiatan harus dilakukan sendirian. Hostel sudah menyediakan bahan sarapan seperti roti, teh, kopi dan lainnya. Tamu hanya harus siap untuk membersihkan setelah selesai menggunakan semua peralatan. Aku menghabiskan waktu lebih dari sejam di lantai 5 tersebut. Memandangi aktifitas warga lokal dari lantai atas ternyata mengasikkan.
Aku masih duduk santai di atas ayunan berwarna putih dekat dapur sekitar pukul 08.30 am. Nikmat sekali bersantai-santai di ruang komunal sambil berfikir rencana petualangan hari ini. Tido Hostel memang memberikan kenyamanan untuk tamu yang menginap disini sehingga aku pun menuliskan review terpisah nantinya tentang hostel tersebut.
Shalat Gerhana Matahari di Masjid Kapitan Keling
Masjid Kapitan Keling merupakan masjid yang dibangun pada abad ke-19 oleh pedagang India di George Town, Penang. Awal pertama ke Penang tahun 2016 lalu, ku pun sudah melihat langsung masjid tersebut. Saat itu belum berkesempatan untuk beribadah disana, hanya sekedar melihat pada malam hari berhubung tidak memiliki waktu yang banyak untuk liburan.
Setelah kunjungan pertama ternyata ada berikutnya hingga sekarang sudah ke empat kalinya. Kali ini pun lebih lama dan bisa mengikuti ibadah shalat zuhur berjamaah. Ketika shalat gerhana berlangsug, ku hanya duduk di bagian belakang bersama jamaah lainnya. Imam pada hari itu memang orang India yang terlihat dari layar televisi.
Masjid Kapitan Keling ini memiliki desain interior dan eksterior yang khas. Aku pun terkagum ingin membaca informasi yang tertera di halaman depan. Masjid ini tentunya merupakan bagian sejarah di kota George Town. Oh yeah, kawan melalak cantik yang belum pernah kesini akan mudah menemukannya kok, masuk gratis dan yang penting berpakaian yang sopan. Lokasinya juga memang berada di kota tepatnya di Jalan Buckingham, George Town. Kamu juga akan melihat ramainya antrian pemberli nasi kandar beratur di luar halaman masjid yang berada di sisi kiri.
Lunch di Restoran Kassim Mustafa
Setelah selesai shalat zuhur dan asik berkeliling di masijid maka selanjutnya adalah mengisi perut yang mulai keroncongan. Makan siang ini sepertinya bingung mau nikmati menu apa di Penang. Pilihan jatuh ke Restoran Kassim Mustafa yang tidak jauh dari Masjid Kapitan Keling. Aku pun berjalan menuju Chulia Street dimana lokasi restoran tersebut.
Saat sudah berada di dalam, mulai bingung ingin makan apa siang itu. Sebenarnya sedang tidak ingin makan kari tapi setiap ke Malaysia pasti tidak ketinggalan untuk nikmati masakan India. Hanya modal RM 8 sudah bisa makan dengan nasi dan ayam. Berhubung cuaca Penang sedang tidak bersahabat alias panas setiap hari maka es menjadi solusi yang diminum untuk menyegarkan.
Berkeliling Armenian Street
Kawasan yang ramai turis alias pelancong memang di sekitar Armenian Street. Ada banyak mural art menarik dan tentunya penjual souvenir lucu dan gemas disana. Aku pun entah sudah berapa kali melalak cantik di kawasan ini namun tidak pernah bosan berhubung memang kawasannya ramai dan menyenangkan.
Aku memilih untuk berjalan dari lorong ke lorong, cuaca memang panas tapi syukurnya ada payung Aya yang ketinggalan. Aku pun tidak lupa dengan kacamata agar tetap santai berjalan sendirian. Berhubung memang hari libur natal, libur sekolahan juga maka banyak pelancong yang berdatangan. Jalanan pun padat dengan pemandangan pejalan kaki, tukang becak hias yang membawa penumpang, pelancong yang bersepeda hingga penjual souvenir yang mayoritas memang warga lokal.
Kawan melalak cantik yang juga ingin berkeliling di Kawasan Armenian Street tidak akan sulit menemukan. Dari Masjid Kapitan Keling cukup berjalan lurus ke arah kanan hingga menemukan Choo Chay Keong di Lebuh Armenian. Selanjutnya bisa memulai petualangan di kawasan tersebut hingga malam hari.
Berhubung aku sendirian maka lebih banyak berjalan memperhatikan orang sekitar.saja. Memotret hal yang menarik dipandang mata dan membeli air mineral sudah pasti agar tidak dehidrasi. Panas siang itu memang tidak bisa diajak kompromi, syukurnya menemukan Armenian Park yang memiliki bangku dan pepohonan menyejukkan. Berhenti sambil menghirup udara segar memang asik siang itu apalagi bisa tersenyum dengan warga lain yang melintas. Kicauan burung juga menambah keramaian suasana hati yang sepi, caelah baper yah,sis.
Menjelang maghrib selanjutnya ku memilih untuk kembali ke hostel. Ingin bebersih terlebih dahulu sebelum nanti malam berjalan lagi mencari sesuatu yang baru. Sepertinya malam ingin dinikmati di Kawasan Love Lane. Sekian lama sudah tidak duduk santai di Holy Guacamole yang ala ala Meksiko itu.
Nikmati Musik Malam di Holy Guacamole
Kawasan Love Lane ini memang kebanyakan bar dan cafe tapi untuk bersantai memang enak sambil mendengarkan musik. Aku lebih suka menikmati musik di Holy Guacamole meskipun harga menu kuliner yang tersedia lumayan menguras kantong. Hal yang kusuka adalah restoran ini tidak hanya menyajikan minuman beralkohol. Pilihan minuman lainnya ada termasuk jus yang menyegarkan tenggorokan setelah ikutan bernyanyi dengan penyanyi cafe tersebut.
Malam itu, ku memilih apple juice seharga RM 12 dan beef satay seharga RM 26. Well, malam itu saja budget sudah keluar sekitar RM 40.30. Menurutku, memang itu kemahalan untuk sekedar jus dan sate. Tapi hiburan musik yang menyenangkan serta pelayan yang asik mau diajak ngobrol maka harga bukan menjadi patokan untuk santai disitu.
Menghabiskan malam hingga tengah malam hingga sudah lelah, ku pun memutuskan untuk kembali ke hostel dan bersantai di lobby. Malam ini tidur lebih awal berhubung sudah tidak berminat melakukan aktifitas lainnya lagi apalagi sendirian bisa suka hati mau ngapain aja sih.
14 Comments
Kalo aku memang biasa membuat sarapan, kak. Yang paling sering adalah roti panggang dan telur dadar. Kayaknya kalo ke Penang memang harus siap panas-panasan ya.
BalasHapusWisata kuliner banget nih mbak. Kalau jalan-jalan di Penang banyak banget ya lokasi wisata yang gratis? Karinya nih bikin pengin cobain, bumbunya otentik ya
BalasHapusFull day banget jadinya ya kak. Seru banget kayaknya. Nyambi ibadah buat shalat gerhana yang cuma datang beberapa tahun sekali. Ehh bisa sekalian jalan2. Refreshing nggak boleh ketinggalan ya
BalasHapusDuh cantik sekali Penang ya?
BalasHapusTravelling emang enak sendiri
Bebas
Walau kekurangannya juga banyak
Wah seru nih solo traveling ke Penang. Menikmati me time sambil motret aktifitas di setiap sudut kota. Btw Foto2nya bagus2 mba ��
BalasHapuskayaknya seru ya solo travelling sambil kulineran. benar-benar me time yang hakiki. aku belum berani solo travelling jauh-jauh. hiks
BalasHapusAduh aku kok fokus sama yang pake mukena tapi pake celana. Sebenarnya sih sah, asal aurat tertutup. Lah itu ga pake kaos kaki hehehehe.
BalasHapusMasjid Kapitan Keling nya terlihat megah dan cantik. Meski dibangun sebelum abad 20 tapi masih terawat dengan baik.
BalasHapusPenang cantik juga ya mbak. Tapi saya malah fokus ke aneka kulinernya nih, hmm sepertinya enak. Eh sama itu ding, fokus ke yang pakai mukena tapi celanaan. Hihihi. Aneh aja kali yaa kelihatannya, terutama bagi kita yang terbiasa pakai rok di sini.
BalasHapusAku salfok sama yang pakai mukena tapi celanaan :))))))
BalasHapusNggak pernah liat di Indonesia soalnya :))))
Jalan jalannya seru dan dapat momen fenomena alam di negeri orang.
BalasHapusSungguh seru sekali jalan-jalannya, kak...
BalasHapusIni serius sendirian?
Untuk rekomendasi tempat wisata bermodalkan pengalaman sebelumnya kah?
Wah asik sekali jalan-jalan keliling Penang..akupun pengen kesana mupeng sama foto-fotonya yang cakep deh
BalasHapusMasjidnya cantik sekali ya mbak araitekturnya. Ternyata disana banyak bangunan heritage juga yaa
BalasHapusHai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.