­

Aktifitas Seru Solo Traveling 10 Hari di Penang, Malaysia (Day 1)

by - Januari 10, 2020

Aktifitas Seru Solo Traveling 10 Hari di Penang, Malaysia (Day 1) - Perjalanan 24 Desember 2019 lalu ke Penang bukanlah pertama kali. Tahun 2016 sudah menginjakkan kaki ke kota yang merupakan salah satu pelabuhan utama di Selat Melaka. Setelah itu, aku pun masih sering berkunjung  baik sendiri maupun bersama teman. Sepertinya sudah lebih 5 kali mengunjungi George Town yang mana merupakan ibukota negara bagian Pulau Pinang. Cerita perjalanan ke Penang lainnya pada tahun 2018 silahkan dibaca pada artikel Traveling Rempong Penang-Hat Yai.

Tempat Wisata Armenian Street
Captured by: Photographer from Saudi Arabia

Sejak awal, memang tidak ada niat untuk melewatkan pergantian tahun di Penang. Tiket pesawat yang sudah dipesan justru tujuan Jakarta karena berkeinginan keliling Pulau Jawa kedua kalinya dan Bali. Namun, begitulah rencana sering tidak berjalan semestinya. Perencanaan awal pun terhambat dan tiket pesawat harus refund karena memiliki niat lain di penghujung bulan.

Menurut teman-teman, menghabiskan 10 hari di Penang, Malaysia pastinya membosankan karena sudah berkali-kali kesana apalagi kotanya memang kecil. Aku pun tersenyum saja ketika membaca pesan yang masuk dari teman-teman. Ada rencana lain yang terkadang tidak diketahui orang lain dan perjalanan ini memang hanya untuk bersantai-santai. Nikmati matahari pagi dari dalam kamar sembari tersenyum jika ada yang melintas di dalam pikiran.

Penerbangan Pagi dari Kota Medan



Berhubung penerbangan pukul 08.00 am maka sudah dipastikan harus subuh dari rumah. Pukul 03.00 am sudah bangun dan bersiap-siap menuju Railink Station di Medan. Grab menjadi solusi untuk keberangkatan dari rumah menuju stasiun bermodalkan ongkos Rp.25.000,-.

Railink Station Medan-Kualanamu

Railink Station Medan-Kualanamu


Selanjutnya dari Railink Station menuju Kualanamu Int. Airpot menggunakan Railink dengan biaya Rp.50.000,-. Kenapa murah? Yeah, karena beli online di website sehingga bisa mendapatkan potongan harga. Btw, kawan melalak cantik bisa kok langsung order Grab menuju bandara. Aku sudah punya tulisannya Pengalaman NgeGrab Pertama Kali ke Kualanamu.

Biasanya terbang dengan pesawat full service,gratis bagasi 30 kg. Namun,kali ini harus merasakan bawa barang hanya 7 kg untuk waktu yang cukup lama. Maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT-132 mengantarkan dari Kualanamu Int. Airport menuju Penang Int. Airport. Kenapa naik maskapai Lion? Karena akhir tahun semuanya serba mahal hingga 3 kali lipat dan yang termurah hanya ini saja pada saat itu dengan harga 1,1 juta,hiks hiks. Aku pun mendapatkan posisi duduk di seat 17D dan syukurlah semua barang bawaan aman masuk kabin,hehehe (ekspresi ketawa).

Bandara Kualanamu Medan


Kedatangan Tidak Sesuai Harapan


Membayangkan perjalanan 10 hari tanpa itinerary mungkin akan menjadi liburan tanpa aktifitas yang berarti. Sejak awal membeli tiket H-2 sebelum keberangkatan memang tidak ada niat untuk mengejar semua tempat wisata. Aku hanya ingin santai dan menikmati setiap alur cerita kehidupan yang berjalan. Bahkan tiket pulang yang sudah dipesan pun lupa disimpan secara keseluruhan. Hanya kode booking yang diingat.untuk dilakukan tangkap layar hingga mendapat masalah ketika kedatangan di imigrasi Penang International Airport.

Pemerintah Malaysia sepertinya memang sedang melakukan banyak pembersihan imigran yang masuk ke negara mereka tanpa surat resmi. Perilaku tidak baik dari beberapa warga Indonesia yang ada disana tentu berimbas kepada lainnya. Selama ini, aku berkunjung bolak-balik ke Malaysia tanpa masalah bahkan pernah hanya jarak beberapa hari sudah masuk kembali.

Banyaknya Pertanyaan Imigrasi 


Well, mungkin memang rezeki mendapat banyak pertanyaan dari petugas imigrasi. Wajah Indonesia sepertinya memang sudah ditandai dan menjadi incaran. Aku pun menelepon teman yang di Penang namun tidak ada jawaban hingga akhirnya petugas bertanya tentang tanggal keluar dari Malaysia dan aku pun menjawab tiba-tiba hingga ia menuliskan tanggal 30 Desember 2019 di pasport.

Mood pun mulai berantakan keluar dari imigrasi karena sudah sempat berargumen dengan petugas. Awalnya mau langsung pergi berangkat keluar mencari bus namun sepertinya semangat menurun. Aku pun memutuskan untuk duduk di bangku yang tersedia di dalam bandara dan masih menikmati untuk melihat sekeliling. Tampak para pelancong yang berlalu lalang dengan segala bawaannya hingga melihat drama sepasang suami istri warga Malaysia yang ribut di bandara. Aku pun langsung mengerti kenapa mudah sekali suami mereka berpaling atau diambil oleh orang lain hingga kecurigaan yang tinggi terhadapa warga Indonesia.

Berjalan Masih Sendiri


Aku pun memutuskan untuk menuju counter pembelian kartu internet yang berada di pojokan sisi kanan ketika keluar dari imigrasi. Ada beberapa provider yang tersedia disana dengan memasarkan keunggulan masing-masing. Aku pun mencari kartu yang terjangkau untuk kebutuhan selama 7 hari hingga nanti sisanya bisa top up saja di Seven Eleven. Uang pun mulai terpakai untuk membeli kartu Hot Link seharga RM 30. Paket internet tentunya sangat dibutuhkan apalagi selama 10 hari di Malaysia dan ingin terus terhubung dengan rekan-rekan dan keluarga di mana pun berada. By the way, ribet enggak sih pengurusan kartu internet di Malaysia? Well, aku akan tuliskan khusus yah dalam artikel terpisah, tungguin aja.

Setelah memiliki koneksi internet, perjalanan dilanjutkan dengan keluar bandara dan berjalan menuju perhentian bus. Aku memilih untuk naik transportasi umum, tentunya selain murah juga agar bisa melihat aktifitas warga lokal. Ada banyak pilihan dari bandara menuju downtown dengan pilihan harga serta waktu tempuh yang berbeda-beda. Nantinya juga ada artikel khusus untuk membahas transportasi dari bandara Penang menuju pusat kota. Nah, aku naik bus nomor 401E dari bandara menuju terminal bus komtar menghabiskan budget sekitar RM 2,70 dengan melalui sekitar 17 perhentian serta waktu tempuh sekitar 1 jam.

Bus Rapid Bandara Penang ke Downtown (Komtar)

Malam pertama ketibaan, aku memilih Hotel Royale Penang untuk melepaskan lelah perjalanan.  Namun, ini adalah pertama kalinya menginap disini sehingga tidak tahu jika ada bus yang melintas di depannya. Seandainya tahu pasti naik bus aja lah biar hemat ya,kan. Then,aku pun memilih untuk naik grab dari terminal bus komtar menuju hotel dengan biaya sekitar RM 6. Saat tiba di hotel masih sekitar pukul 01.00 pm dan tentunya belum waktu check in. Aku memilih untuk meletakkan barang dan mencari makan siang terlebih dahulu.

Stasiun Bus Komtar Penang, Malaysia


Tersesat Saat Mencari Makan Siang 

Pertama kali stay di kawasan Jalan Larut tentunya masih bingung dengan keadaan sekitar. Mencari tempat makan siang pun mengandalkan google maps. Begitulah kemudahan teknologi, cukup manfaatkan koneksi internet dengan kata kunci "tempat makan terdekat" maka muncul beberapa tempat makan yang direferensikan. Aku pun mencari yang terdekat hingga memilih sebuah tempat makan tersebut. Tetapi, setelah mengikuti maps berjalan lurus, balik hingga berkali-kali tapi tidak menemukan kedai makan yang diinginkan.



Aku pun menghabiskan sekitar 30 menit hanya untuk mencari tempat makan sampai memutuskan cari referensi berikutnya. Yeay, finally ketemu sebuah kedai makan Melayu bernama Kedai Makan dan Minuman Pazlina Harun. Bermodal RM 5 udah menikmati seporsi nasi dengan tahu sambal, sayur sawi dan segelas air teh manis pakai susu dingin (tea ice).



Berjalan di tengah teriknya matahari siang Penang sendirian memang tidak menyenangkan apalagi tanpa payung dan topi. Sudah dipastikan pulang liburan kulit makin eksotis dengan warnanya yang indah karena saat itu memang sedang tidak ada hujan turun selama beberapa hari.

Check in Time dan Santai Manjah di Hotel Royal Penang


Selesai makan, nikmatnya langsung check in dan berselonjor di ranjang yang empuk Hotel Royal Penang. Resepsionis hotel menggoda dengan wajah tampan Melayu Inggris sepertinya, senyuman khas dan ramah saat ku sudah berada di depannya. Ia pun tidak meminta deposit karena hanya semalam saja berada disana. Dengan ramah ditunjukkannya kartu kamar dan password wifi hotel. Aku pun suka gagal fokus memperhatikan senyum gantengnya dan tentu terhirup aroma wangi parfumnya. Sst,, yang mau tahu tentang hotelnya bisa baca Review Hotel Royal Penang.



Setelah masuk ke dalam kamar maka seperti biasa melakukan pembuatan video review kamar hotel dan ku pun teringat ada job pembuatan video Watsons. Well, niat awal mau langsung istirahat menjadi kerja sekejap sebelum lanjut berkeliling kota di malam hari. 

Saat pekerjaan sudah selesai, langsung deh menikmati bathtub Hotel Royal Penang selama beberapa menit sebelum akhirnya pergi dengan seorang teman. Yuyun merupakan warga Indonesia yang bekerja di Penang mengajakku untuk berjalan-jalan pada malam hari. Kami sudah lama berkenalan melalui sosial media namun sepertinya baru berkesempatan bertemu malam itu.

Bersantai Sekejap di Sia Boey Urban Archeological Park


Aku memesan grab seharga RM 8 dari Hotel Royal Penang menuju Sia Boey Urban Archeological Park. Yuyun mengajak untuk bertemu di tempat tersebut karena menurutnya cantik dengan aneka lampu pada malam hari. Setiba di tempat tersebut ternyata Yuyun belum tiba sehingga masih harus menunggu terlebih dahulu.


Sia Boey Urban Archeological Park Penang, Malaysia
Captured by: Aya

Sia Boey Urban Archeological Park Penang, Malaysia

Dinner Tom Yam Seafood Jalan Dato Koyah


Setelah berfoto di kawasan Sia Boey Urban Archeological Park maka aktifitas selanjutnya adalah mengisi perut yang mulai kelaparan. Sejak siang hingga malam memang belum ada mengisi perut dengan aneka makanan. Yeah, aku sih memang sudah terbiasa tidak makan pada malam hari. Tapi, tidak salah juga mencoba kuliner malam di Penang.

Aku dan Yuyun berjalan mulai dari taman arkeologi hingga ke Jalan Dato Koyah untuk menikmati masakan Melayu yang disediakan oleh kedai makan. Ada banyak pilihan menu makanan dan minuman, aku pun lebih berminat untuk nikmati tomyam seafood dan secangkir es teh yang segar. Duit pun tidak banyak habis di tempat makan ini, tomyam seafood ditambah nasi dan secangkir minuman hanya menghabiskan biaya RM 8.

Tom Yam Jalan Dato Koyah


Menghabiskan Malam di Kawasan Esplanade


Perut sudah kenyang tapi waktu belum menunjukkan tengah malam dan rasanya sangat disayangkan jika langsung pulang menuju hotel. Saya dan Yuyun memilih untuk berjalan menuju kawasan Esplanade. Yeah, ternyata ramai warga lokal maupun turis yang juga sedang bersantai di bawah langit nikmati malam.

Esplanade Penang, Malaysia
Captured by: Aya


Kami pun berjalan melihat segala atraksi yang ada, beranekaragam hal menarik yang memancing untuk dilihat. Ada pula yang asik memancing, badut yang menghibur sambil mengejar anak-anak, ada juga atraksi bola api yang ramai ditonton para pengunjung, ada yang asik bermesraan, bahkan ada yang sekedar ngobrol dan duduk santai dengan secangkir minuman di pinggir pantai.

Esplanade Penang, Malaysia


Setelah lelah berjalan melihat segala aktifitas yang ada, aku dan Yuyun akhirnya memilih untuk duduk santai di pinggir pantai. Es milo memang asik dinikmati malam itu berhubung udara yang panas sehingga keringat sudah bercucuran. Minuman juga murah, bermodal RM 2 saja sudah bisa minum sembari mendengar suara air dari pantai.



Kami pun asik mengobrol dengan ditemani minuman dingin yang dipesan. Akhirnya memutuskan untuk kembali ke hotel berhubung ada agenda yang baru direncanakan untuk esok hari. Yuyun pun berinisiatif untuk memesan mobil online yang mengantarkan kami menuju tujuan masing-masing. Hmmm, setiba di hotel ingin langsung tidur berhubung sudah sangat lelah namun masih sibuk juga membuka smartphone. Oh yeah, aku masih takut tidur sendirian sehingga televisi tetap dihidupkan meskipun tanpa suara yang kuat. Good night, bertemu di cerita keesokan harinya yah.
















You May Also Like

9 Comments

  1. Ternyata oke juga ya jalan-jalan tanpa itinerary gitu. Asalkan dinikmati dengan penuh suka cita. Alhamdulillah ada teman yang tinggal di sana yaaa...jadi bisa menemani hari pertama ini.
    Yuuk ah ditunggu cerita di hari berikutnya.

    BalasHapus
  2. Saya malah belum pernah ke malaysia :)) tapi sudah jadi wishlist, ke malaysia atau singapore lah, yang dekat-dekat dulu. Tapi kalau solo traveling masih belum berani, deg-degan :))

    BalasHapus
  3. Railink dari Medan ke Airport berapa biayanya Ka?
    Wah Medan udah kece banget yah

    BalasHapus
  4. Wah, liburan 10 hari di negeri orang gimana ya? Belum pernah liburan sejauh itu euyy, seru juga yaa liburan sendirian. Untuk makanan disana mudah ga sih kak, seperti di Indonesia?

    BalasHapus
  5. Kalau Mbak Ririn sudah berulang kali ke Penang, saya malah belum pernah, Mbak hahaha. Jadi saya menikmati sekali ceritanya. Dan ini dari foto-fotonya kotanya sangat rapi dan bersih ya, Mbak. Semoga saya ada kesempatan ke sana. Aamin.

    Kalau luasnya Penang, kira-kira seperti kota mana yanga da di Indonesia, Mbak?

    BalasHapus
  6. Kereeeen bangettt, aku belum sempat solo travelling nih dan udah memiliki soulmate mau ga mau jalannya berduaan wkkw. Aku pun kalo kena drama d tanyain sama petugas imigrasi gitu, bakal mood swing banget

    BalasHapus
  7. wah seru ya mba, setiap perjalanan pasti ada cerita yaa...aku jadi pengen berlibur ke penang nih mba, penasaran kayak apa di sana setelah baca postingan mba.

    BalasHapus
  8. Senangnya bisa solo traveling :) saya juga ada niatan, tapi kok maju mundur terus karena banyak khawatir terutama mengenai bahasa dan tempat yang asing

    BalasHapus
  9. Kamu mah gini ya, kak. Lama gak nulis, sekalinya nulis langsung jebret banyak banget! :D

    Penerbangan pagi itu walaupun ngantuk tapi selalu berkesan bagiku. Jadi, ada rencana apa di Penang? Kalo aku ada waktu 10 hari kayaknya bakal pilih Vietnam atau Laos :)

    Duh, jadi penasaran seganteng apa resepsionis hotel itu. Esplanade tuh maksudnya yang deket Padang Kota Lama itu?

    BalasHapus

Hai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.