Air Mata Berjatuhan, Ku Lari ke Negeri Jiran
"Kak, kok nangis?
Eh, kak Rin, kenapa?"
Air mataku pun makin berjatuhan ketika para rekan kerja menanyakan kondisiku yang menangis ketika rapat sedang berlangsung di sekolah. Sejak malam tadi, aku pun tak bisa menahan rasa kekhawatiran terhadap kondisi Az. Ketika sebelumnya dia mengatakan bahwa sedang sakit maka aku pun mengingat saat pertama kali pertemuan kami terdahulu, dia mengatakan sangat menjaga pola makan saat ini dikarenakan memiliki sakit lambung yang sudah cukup mendalam.
Percakapan malam tadi bersamanya dalam chatting whatssapp, membuat pikiranku tak tenang dan ingin segera menghampirinya yang terpisah oleh perairan. Jarak Indonesia dan Malaysia memang tidak begitu jauh namun saat ini kondisinya memang sudah bukan jadwal liburan. Tempat tinggal Az ditempuh sekitar satu jam dari Penang, yah namanya adalah Taiping, Perak. Aku tak perduli karena yang ada di dalam pikiranku hanya ingin mengetahui yang terjadi padanya secara langsung. Kerisauan makin menjadi, keuangan juga sedang menipis maka aku pun mulai berfikir berbagai cara agar bisa segera berangkat kesana.
Salah satu sudut keindahan Lake Garden, Taiping |
25 Juni 2018
Tepat pukul 10.00 wib, rapat sedang riuh dengan masing-masing peserta memberi pendapat. Aku masih saja berdiam, berpikir cukup mendalam tentang cara pergi hari ini mengingat bahwa aku memiliki ketakutan yang cukup tinggi tidak bisa bertemu dengan Az kembali. Dia mengatakan bahwa proses endoscopy juga segera dilakukan namun masih bisa berkata baik-baik saja. Aku mengingat kejadian masa lalu yang akhirnya merusak semuanya karena aku tidak meluangkan waktu ketika ada kemalangan dalam keluarga mantan pacarku sehingga saat ini aku tidak ingin menyesali maka tekad untuk pergi mengunjungi Az sudah tak terbendungi apalagi beberapa hari yang lalu aku sangat merindukannya dan mengirimkan fotonya, hanya saja dia tidak merespon sama sekali hingga dua hari berlalu.
Aku mulai menghubungi teman-teman yang menjual tiket pesawat dan langsung memesan untuk penerbangan hari itu juga. Yeah, bayangkan aku pun belum izin dengan pihak tempat kerja dan tentunya juga orang tua di rumah. Aku pulang tergesa-gesa saat rapat sudah selesai, langsung meminta izin kepada atasan. Tiba di rumah, ibuku heran dan mengajukan berbagai pertanyaan ketika aku menurunkan backpack dan menyusun pakaian disana. Aku pun hanya bisa mengatakan seadanya tentang keadaan Az. Sebelumnya aku sudah pernah bercerita tentang dia saat pertama kali kami bertemu Januari 2018 lalu.
Aku bisa merasakan bahwa sebenarnya ibuku sangat kecewa karena kepergian yang dadakan ini. Namun, aku pun tidak bisa menunggu hingga esok lagi, perasaanku sudah tidak terdeskripsi sejak mengetahui bahwa Az sedang sakit. Hal yang ingin kulakukan adalah bisa melihat kondisnya langsung dan bisa berbicara dengannya meskipun hanya hitungan detik saja. Tiket dan segala keperluan kupersiapkan secara mendadak, ibuku pun tak bisa lagi melarang karena sudah kubayar untuk tiket pulang dan pergi nya.
Sore ini, aku pun menyalami dan menciumi ibuku sebelum pergi. Aku tidak memiliki hubungan dengan Az, bukan juga karena ada sesuatu yang berlebihan di antara kita. Aku hanya mengingat semua perlakuan baiknya kepadaku, begitu indah cara dia memperlakukanku setiap bertemu. Kami hanya berusaha memberikan kenyamanan satu sama lain. Beberapa hari yang lalu saat sedang mengobrol juga ia mengatakan bahwa aku membuatnya semakin rindu, begitu pun diriku yang tentu memiliki rindu yang sulit terdeskripsi hanya sekedar obrolan whatssapp.
Maskapai Malindo membawaku terbang sore ini dari bandara Kualanamu menuju KLIA Sepang Malaysia. Aku memilih perjananan menuju Kuala Lumpur terlebih dahulu karena semua penerbangan langsung menuju Penang sangat mahal dan sudah tidak ada untuk jadwal sore hari, yah maklum lah ini dadakan. Sekitar pukul 20.00 wib seluruh urusan dari imigrasi sudah selesai, aku langsung menuju train shuttle menuju KLIA 2. Ketika sudah tiba di KLIA 2 maka segera berjalan menuju tempat bermalam langganan para backpacker di bandara ini. Yeah, tentulah sudah sangat ramai sekali para pejalan yang sudah meletakkan barang bawaan disini.
Malam ini, aku tidur bersama beberapa orang asing yang tentu tidak kukenali sebelumnya. Namun, ini bukan pertama kali berada disini maka sudah cukup mengenal suasana disini. Aku pun meluruskan kaki dan mulai mengisi energi pada smartphone. Saat sedang bersantai, seorang wanita separuh baya yang sedang merebahkan tubuhnya di karpet lapak backpacker ini mulai menegurku, kami pun mengobrol dan berbagi cerita. Yeah, aku sangat menyukai obrolan selama perjalanan namun tetap harus waspada terhadap orang baru.
Saat kami mengobrol, aku memperhatikan aneka tingkah orang lain yang berada di tempat itu. Ada pasangan yang menurut informasi dari wanita tadi bahwa mereka sudah tinggal di tempat ini hampir sebulan, wah apa yang dilakukan yah. Kemudian, aku memperhatikan seorang wanita yang berbicara dalam bahasa Jawa dalam video call. ternyata setelah kuajak berbicara, ia adalah tenaga kerja yang mencari rezeki di Hongkong, hanya saja dia tidak mengetahui bahwa harus transit di Kuala Lumpur,ini pertama kalinya tiba di KLIA2 dan dia ketinggalan pesawat untuk menuju kota Semarang.
Yeah, perjalanan kali ini banyak sekali memberikan cerita baru padahal masih hari pertama tiba di Kuala Lumpur, belum lagi bertemu Az dan meluapkan segala kerinduan serta menghilangkan segala kekhawatiranku yang mendalam. Aku pun tak mengabari sebelumnya bahwa aku akan tiba disana pada hari itu, aku hanya mengabari Kyra dan Pacin bahwa aku akan stay di tempat mereka beberapa hari. Kelanjutan kisahnya akan di cerita berikutnya yah, komentar di bawah jika ingin mengetahui kelanjutannya yah.
Lake Gardens, Taiping |
3 Comments
Wah penasaran ,
BalasHapusBuruan disambung ceritanya
hemm... perjuangan!!! semangat....
BalasHapusOhh jadi ini semua karna abang itu.. hhahaha
BalasHapusHai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.