Wisata Aek Sabaon Pancarkan Aura Swiss di Sumatera Utara [Wisata Tapsel]
Pesona Aek Sabaon yang memancarkan aura Swiss di mata saya sebenarnya yang menjadi alasan utama untuk melangkahkan kaki melalak cantik ke Tapanuli Selatan.
Awalnya entah alasan apa yang membawa hati dan pikiran saya sejalan saat itu untuk berkeinginan menjelajah ke Tapanuli Selatan. Saya pun mulai mencari informasi segala wisata yang ada disana, baik dari mesin pencari maupun media sosial. Finally, mata saya dimanjakan dengan aneka foto di Aek Sabaon, pada saat itu yang saya ketahui namanya Si Bio Bio.
Wisata Aek Sabaon |
Pemandangan Aek Sabaon |
Saya pun mulai menanyakan kepada ayah saya mengenai Aek Sabaon tersebut dan beberapa tempat wisata lainnya di Tapanuli Selatan sekaligus juga minta izin ingin berpetualang disana karena ayah juga lebih mengetahui tempat wisata disana daripada saya.
Tapanuli Selatan miliki banyak potensi wisata, baik yang sudah dihadirkan Tuhan secara alami maupun yang dibuat oleh tangan manusia atas kehendak Tuhan juga tentunya. Saya juga sudah membahas beberapa sebelumnya, boleh baca juga WISATA TOR SIMARSAYANG, PESONA ROMANTISME MALAM
Bangun Tidur Terakhir di Padang Sidempuan
Pagi terakhir di Padang Sidempuan ini rasanya tidak ingin segera diakhiri. Saya yang masih dalam balutan selimut menerawang jauh mengingat segala yang sudah dialami di kota ini, pendingin ruangan kamar sepertinya ikut memahami sehingga membawa saya untuk tetap betah di dalam kamar. Kadar dingin yang memang sudah alami dengan suasana disini ditambah pendingin ruangan maka jadilah betah berlama-lama disini.
Azan subuh baru berkumandang, saya masih di atas tempat tidur sambil berfikir tentang banyak hal hingga akhirnya bangkit dan segera mandi. Saya ingin melihat beberapa tempat lagi disini, seperti pasar tradisional, kehidupan masyarakat, dan yang paling penting tujuan utama saya yaitu Aek Sabaon.
Saya bergegas merapikan diri dan langsung menghubungi Nisfu agar segera datang. Sekitar pukul 09.00 wib, Nisfu datang menjemput. Hari ini tujuan melalak cantik adalah Aek Sabaon. Horay, kamu akan saya ajak untuk menikmati pesona aura Aek Sabaon.
Perjalanan Menuju Aek Sabaon
Setelah membereskan semua perlengkapan dan memesan tiket perjalanan pulang (red: moment paling gak asik tapi harus dijalani). Saya, Nisfu dan Zenri memulai perjalanan menuju Aek Sabaon dan Akbar tidak ikut (hiks hiks, berkurang personil nya). Saat itu, kami mengendarai sepeda motor. Awalnya, saya yang berada di boncengan sepeda motor Nisfu kemudian berpindah ke bangku sepeda motor Zenri karena ban motor Nisfu kempes dan motornya kan matic sehingga khawatir tidak bisa boncengan menuju jalanan yang bisa saja kurang mulus (feeling doank sih, kan saya belum tau akses jalannya gimana).
Saat perjalanan, saya pun bercerita banyak hal dengan Zenri, mengenai beberapa sisi kehidupan baik urusan kehidupan masyarakat maupun personal life. Dari Padang Sidempuan menuju Aek Sabaon memang lumayan menghabiskan waktu tempuh sekitar kurang lebih 45 menit mengendarai sepeda motor, dengan menggunakan mobil mungkin lebih lama.
Saya sungguh menikmati udara yang dihadirkan secara alami selama perjalanan ini. Landscape indah nan asri yang hanya saya temukan disini. Aura Appenzell seperti di Swiss pun mulai mendekat hingga membahagiakan jiwa-jiwa yang sunyi. Sepanjang jalan banyak hal yang terlihat, mulai dari bentang alam, kehidupan masyarakat sekitar hingga kuburan. Jalur yang dilalaui kesini memang cukup jelek, yah hal itu yang saya rasakan karena saat berada di atas motor rasanya tubuh ini banyak bergoyang mengikuti jalanan yang kurang mulus apalagi kereta Zenri cukup tinggi jadi ketika duduk di bangku bagian belakang lumayan terasa lah.
Oh ya, Aek Sabaon ini nama sebuah desa.di kecamatan Marancar, Tapanuli Selatan. Jika kamu berasal dari Medan seperti saya, aksesnya menuju kota Padang Sidempuan bisa menggunakan bus, mobil-mobil travel atau juga bisa dengan pesawat turun di Bandara Aek Godang. Setelah itu, kamu tetap harus melakukan perjalanan lagi menuju Aek Sabaon ini.
Biaya Masuk Aek Sabaon
Well, beberapa tempat wisata dimana pun pasti membutuhkan dana untuk perawatan maupun penambahan fasilitas. Begitu juga dengan wisata di Aek Sabaon ini, kamu yang mau berwisata menikmati alam disini dikenakan biaya Rp.10,000,- per orang. Biaya ini sangat terjangkau karena kamu mendapatkan kenikmatan lebih disini yang tak ternilai harganya dari sekedar angka Rp.10.000,- tersebut.
Pemandangan Seputar Aek Sabaon |
Finally, kami tiba di Aek Sabaon, hurayy. Yeah, meskipun tubuh dan kaki lumayan lelah yah namun terbayar karena sudah sampai di Aek Sabaon. As I said before, lokasi awal yang mau saya kunjungi yah Aek Sabaon ini.
Aura Swiss nya mulai terasa saat melihat ada sebuah bangunan berdiri dengan ciri khas gaya Eropa. Mata saya pun mulai memandangi bangunan tersebut dari kejauhan (masih di parkiran loh ini tapi mata uda liar kemana-mana,haha)
Resto Aek Sabaon khas Eropa |
Resto Aek Sabaon |
Bangunan tersebut persis seperti yang saya sudah lihat di mesin pencari, namun ini dalam suasana siang hari padahal saya sangat menginginkan bisa melihat tempat ini di malam hari (unch deh aura nya kalo malam hari). Namun, saya harus pulang malam ini sehingga tidak bisa sampai malam disini.
Pancarkan Aura Swiss
Setelah memarkirkan sepeda motor dan membayar biaya retribusi. Kami langsung masuk menuju lokasi, ah rasanya saya sudah mulai terbawa suasana. Masih memasuki jalur masuk saja, pesona bentangan alamnya memanjakan tubuh dan jiwa yang sudah begitu lelah. Dukungan semangat seperti muncul kembali saat saya sudah memasuki areal ini.
Meskipun pertama kali teman-teman yang melihat foto-foto saya disini mengatakan seperti di Dusun Bambu Lembang, Bandung namun yang saya rasakan lebih dari itu. Jika melihat bangunan-bangunan kecil di pinggiran danau memang terasa seperti di Dusun Bambu namun jika melihat dan menikmati secara keseluruhan akan terasa seperti yang ada di video Appenzell Swiss (ah bahkan pun lebih lah).
Pegunungan yang tampak gagah seolah mengajak saya bermain lebih jauh ke dalamnya, kaki pun tidak mau terhenti. Langkah mulai makin jauh, kami pun mencari posisi duduk untuk bersantai di siang itu. Pengunjung tampak masih sepi sehingga sungguh nikmat menikmati udara dan suasana disini, mungkin masih siang sehingga belum terlalu ramai.
Saya, Zenri dan Nisfu |
Ah, entahlah, saya merasakan Aek Sabaon ini memancarkan aura Appenzell Innerrhoden Swiss. Bukan hanya dari bangunan kaca yang megah itu namun disini aura alami yang dihadirkan Tuhan melebihi kemegahan buatan itu. Oh yah, jika di Appenzell ada peternakan nya, di seputaran Aek Sabaon tidak tampak terlihat namun di seputaran sini juga ada perkebunan kopi dan aroma khas kopinya akan memanjakan lidah dan pikiran kamu.
Kuliner Lezat ala Aek Sabaon
Ketika berada disini, dengan udara yang super dingin tentu akan mengolah perut untuk memanjakan para cacing yang kelaparan. Saya dan teman-teman pun langsung memilih menu makanan yang tersedia karena waktu juga sudah melewati jadwal makan siang. Saya pun memesan nasi putih disertai ayam kuah rica-rica. Teman-teman lebih memilih untuk menikmati kopi disini.
Seporsi Makan Siang |
Segelas Kopi Zenri |
Saya merasakan kesempurnaan luar biasa disini, keinginan menikmati alam Aek Sabaon benar-benar tercapai. Nikmati santapan kuliner lezat ditemani udara segar alami tentu idaman saya, bisa jadi orang lain juga. Kehidupan seperti penuh berkah dan masalah-masalah sedikit terlupa. Keinginan pulang pun menjadi surut, rasanya ingin berlama-lama disini. Apalagi kulineran disiini juga masih termasuk murah loh, kami bertiga hanya menghabiskan budget sekitar Rp.75.000,- saja untuk semua yang sudah kami pesan.
Lunch, Saya dan Zenri |
Ngapain Aja di Aek Sabaon
Everything you can do here, yeai apa yang disenangi selama tidak merugikan orang lain bisa dilakukan disini. Beraneka ragam sih aktivitas pengunjung disini. Ada yang beromantisan bereng pasangan, canda tawa bersama teman maupun keluarga, berfoto selfie saja, makan-makan atau bisa juga konser alias nyanyi-nyanyi seperti biduan saja (hahahha).
Well, saya akan kupas satu persatu deh, kalo kamu kesini jangan bawa perasaan yah meskipun single karena disini banyak yang bersama pasangan dan tentulah bisa romantisan sambil berfoto-foto berdua (saya gak nangis kok, suer deh). Jika datang bersama keluarga, bisa duduk santai di luar atau di tempat bangunan yang khas Eropa tadi itu sambil menikmati aneka kuliner lezat atau setelah itu mau bernyanyi juga bisa karena ada disediakan perlengkapan musik di bangunan tersebut.
Oh yah, spot untuk foto selfie disini lumayan banyak lho. Kamu pasti membutuhkan memori dan baterai yang cukup untuk bisa puas memotret sana sini. Ada spot foto pintu kemana aja doraemon yang pasti juga rame antrian (huhuhu, saya sih gak ikutan foto disitu), ada juga ayunan yang dibalut warna cat putih dan ini juga lumayan rame terutama anak-anak yang berfoto, duduk di sepeda onthel maupun berdiri di dekatnya juga bisa.
Spot Foto Pintu Doraemon |
Hmm..fasilitas disini sih sudah lumayan lah, hanya saja memang sepertinya akan terus berkembang dan melakukan pembangunan sana sini. Saya melihat ada banyak yang sedang berproses untuk ditambah sih. Satu lagi, tong sampah juga tersedia dengan rapi disini sehingga kamu yang kesini jangan sampai deh masih buang sampah dimana aja yah karena tong sampah cantik-cantik sudah berdiri manis lho di lokasi ini.
Finally, cerita perjalanan di Aek Sabaon saya akhiri disini yah. Saya akan menceritakan yang lainnya di tulisan lainnya. Kamu bisa terus baca di blog melalakcantik.com yah.
15 Comments
Harganya terjangkau ya kak tapi jaraknya yang jauh lah 😔
BalasHapusTapi cantik ya suasana disana Jadi maulah susan kesana sama abang itu. Ehhh 😂
Hai Susan :)
HapusTerima kasih sudah berkunjung.
Yuk kesana kita
Bawa abang yah.
Cantik tapi jauhnyeeee 😩😩
BalasHapusKemana pun kaki ingin melangkah akan terasa dekat mbak.ehehe
Hapusmakasih sudah berkunjung yah mbak.
Keren-keren banget wisata di Sumatera Utara, saya belum pernah kesana.
BalasHapusSalam kenal y mbk.
ditunggu kunjunganya di blog saya. hee
Adem banget tempatnya mbak, suka dengan suasana alamnya.
BalasHapusPas pertama kali lihat fotonya, mikirnya kalo gak di Bandung, di Eropa..
BalasHapusBerarti belum ada penginapannya, ya. Berhubung gak dekat dari Medan, memang kudu dirangkai sama perjalanan ke destinasi lain ini :D
Ini kayanya paket komplit kali kalo ke sini, ya. Bangunannya yang elegan, ditambah sama pemandangan alamnya yang kece. Bisa jadi referensi untuk jalan-jalan lebaran nanti :)
BalasHapuskak sesekali join dong melalaknya, kan kaka punya kankawan, kendaraan juga ada kan. rasanya selalu pengen ikut jalan2 yang ga makan banyak waktu, 1-2 hari. maklum kerja, libur sabtu minggu cuma 2 minggu sekali
BalasHapusSangat keren sekali hasil fotonya terlihat sangat profesional
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusMantab ya...tempatnya, saya uda 2 kali berkunjung Kesana Mbak,
BalasHapusSoreh hingga Menjelang Petang.
jngn Lupa mmpir di Blog Sederhana Saya.
Kemajuan kota Padangsidempuan
BalasHapusArtikel nya bagus.
BalasHapus#salam blogger Sidempuan.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusHai, Kawan Melalak Cantik. Berbagi Cerita Disini,yhaa.